Resensi Cerpen

RESENSI CERPEN
Judul : Mencari Jalan ke Hati Bunda


  
    A.    Identitas Cerpen

1.      Judul Buku                             : Mencari Jalan ke Hati Bunda
2.      Pengarang                              : Fithri
3.      Penerbit                                 : Gema Insani Press – Jakarta 2002
4.      Tebal Cerpen                         : 16 lembar
5.      Cetakan                                  : I – Jakarta, 2002
6.      Penerjemah                           : -
7.      Cerpen yang di Resensi        : Mencari Jalan ke Hati Bunda


    B.    Pendahuluan

Fithri adalah seorang penulis yang lahir di Bogor, 20 November 1974 dan mulai menulis sejak masih duduk di sekolah dasar. Cerpen pertamanya dimuat di majalah Annida pada tahun 1998. Lulusan Jurusan Farmasi Universitas Indonesia ini sekarang mengajar bahasa Inggris di sebuah lembaga bahasa dan berdomisili di Bogor. Cerpennya 20.420 H/2000 KI adalah salah satu yang terpilih untuk dimuat dalam Merajut Cahaya, Kumpulan Cerpen Terbaik Annida yang diterbitkan Pustaka Annida tahun 2001.


    C.     Isi Cerpen (Sinopsis)

Ken tak bisa memahami perubahan sikap Bundanya semenjak beliau jatuh sakit. Penyakit yang diderita Bunda mengharuskannya tetap berada di tempat tidur tanpa bisa berbuat apa-apa, bahkan berbicara pun lewat ketukan keyboard. Hal itu membuat Bunda merasa sangat tidak berdaya, sedih, dan marah.
Ken merasa telah berbuat apa pun untuk menyenangkan Bundanya, tapi yang didapatnya hanya kata-kata ketus dan sikap yang dingin. Orang-orang di sekitar Bunda pun terkena getahnya.
Retno, sepupunya, membantunya mencari jalan ke hati Bundanya. Menemukan kembali sebuah tempat yang paling menyenangkan buat Ken sebelumnya. Apa sebenarnya yang menghalangi Ken untuk bersemayam di hati Bundanya? Kisahnya terangkum dalam Mencari Jalan ke Hati Bunda.


    D.     Analisis Unsur
                  
1.      Intrinsik
a.       Tema                          : Bunda
b.      Alur                             : Campuran
c.       Tokoh                         :     v  Bunda
v  Ken
v  Retno
v  Mbok Nar
v  Suster
v  Dokter
v  Mas Yoga
v  Mba Ika
d.      Latar                           : 1. Waktu       : Malam, Pagi, Sore
              2. Suasana    : Sedih, Haru, Kesal, Senang
              3. Tempat     : Di Rumah, Di Kamar
e.       Watak                         :      §   Bunda       : Sering ngambek dan marah
§  Ken            : Penyabar
§  Retno         : Suka menasehati
§  Mbok Nar : penyabar
§  Suster        : Penyabar
§  Dokter                   : Penasehat
§  Mas Yoga   : Penurut
§  Mba Ika     : Penurut
f.        Sudut Pandang          : Orang ketiga, serba tahu
g.       Amanat                       : Jangan mudah putus asa, selalu bersabar, terus berikhtiar dan berdoa kepada Allah

2.      Ekstrinsik
a.       Nilai Moral                 : Berbakti kepada orang tua
b.      Nilai Budaya              : -
c.       Nilai Sosial                 : Memahami keadaan seseorang


     E.     Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihannya cerpen ini sangat mendidik khususnya untuk sifat para anak kepada orang tuanya. Bahasa yang digunakan sopan dan santun.
Kekurangannya sulit untuk membaca dan memahami apa yang di tuliskan oleh sang Bunda di monitor, sehingga mungkin pembaca ada yang salah tangkap dalam membaca tulisan tersebut. Ada beberapa kalimat yang melenceng dari topik tersebut sehingga pembaca menjadi sulit untuk mengaitkan atau mencocokkan pada topik utamanya.
                                                                                

    F.     Penutup

Cerpen ini mengisahkan antara Ibu dan Anaknya. Cocok dibaca dikalangan anak dan semua umur. Pembaca akan mendapatkan banyak pengalaman berharga yang dapat dijadikan pelajaran. Bagaimana cara menghadapi ego orang tua, selalu menjadi pribadi yang terus bersabar, selalu berikhtiar dan berdoa kepada Allah, dan tidak mudah untuk putus asa. Terlebih lagi untuk menyadarkan anak, agar selalu ingat kepada kedua orang tuanya.

Cerpen ini layak untuk dipublikasikan di masyarakat dan mendapatkan apresiasi.
Previous
Next Post »