Hello reader....
Hari ini mau posting-posting tugas agama kelas 10 tentang Asmaul Husna, cekidootttt......
ASMAUL HUSNA
1. Al-Mu’min
(Maha Memberi Keamanan)
Sifat Allah Al - Mukmin
artinya "Allah Maha Pemberi Keamanan". Keamanan merupakan kebutuhan
penting bagi manusia. Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan semestinya
karena adanya keamanan. Negara yang tidak aman sulit melaksanakan pembangunan.
Kehidupan masyarakat akan terancam bila tidak ada keamanan. Kita lihat
bagaimana negara yang sedang dalam peperangan.
Keamanan dan rasa aman yang
kita peroleh tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat
bila kita dekat dengan Allah, rajin membaca Al - Qur'an, rajin sholat, dan lain
- lain. Ketidak nyamanan bukan hanya akibat ulah manusia tapi bisa juga karena
binatang buas, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain
- lain. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram.
Sebaliknya ada orang yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan
keadaan genting dan kacau.
Contoh dan bukti sederhana :
Contoh dan bukti sederhana bahwa Allah bersifat Al -
Mukmin dapat kita lihat dalam diri kita sendiri. Seperti pada tubuh kita, Allah
menciptakan alis di atas mata yang berfungsi melindungi mata dari keringat yang
jatuh, bulu mata melindungi mata dari debu dan binatang - binatang kecil.
Bukti lain diluar tubuh kita
seperti ketika Rasulullah ingin Hijrah dari Mekkah ke kota Madinah. Pada malam
keberangkatan Nabi Muhammad, sekeliling rumah Nabi telah di pagar betis oleh
orang - orang Quraisy yang ingin membunuh Nabi Muhammad Saw. Akan tetapi dengan
sifat Al - Mukmin Allah telah memberi keselamatan kepada Rasulullah. Rasulullah
dengan aman dapat keluar dari rumah dan meninggalkan kota Mekkah menuju
Madinah.
Orang yang beriman kepada Allah
Al - Mukmin akan selalu tenang dan tidak gegabah dalam menghadapi setiap
keadaan dan situasi yang genting dan kacau sekalipun.
Meneladani
Sifat Al Mu'min :
1. Menenangkan teman yang sedang merasa
takut
2. Tidak
mengganggu teman
3. Menjaga diri sendiri dari ancaman dan
gangguan orang atau makhluk lain
4. Tidak takut kepada apapun, kecuali kepada
Allah
Kesimpulan :
Sifat Allah
Al Mu'min ini menerangkan bahwa Allah memberi rasa aman dan tenteram dalam hati
hamba-Nya. Polisi, tentara, dan satpam mencoba meneladani sifat Al Mu'min ini
dengan menjaga keamanan lingkungan.Jadi jika kita ingin selalu aman dan
tentram, kita harus selalu ingat kepada Allah Swt. Karena Allah memberi rasa
aman dan ketentraman dalam hati hambah-Nya.
2. Al-Adl (Maha
Adil)
Kata ini
adalah kata dasar, di mana Allah menyifatkan diri-Nya sebagai
sifat mubalaghah, yakni bersifat adil yang sempurna. Dia bersih dari sifat
aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Di antara hukum-Nya
mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah, bahwasanya tidak ada bagi manusia itu
kecuali apa yang dia usahakan, dan bahwa hasil dari segala usahanya itu akan
dilihatnya. Sesungguhnya orang-orang yang saleh berada di dalam surga yang
penuh dengan kenikmatan, dan bahwa orang-orang durhaka akan dimasukkan ke dalam
api neraka jahanam.
Keberuntungan
seorang hamba beragama dari ism ini adalah percaya bahwa Allah SWT
itu sangat adil, yang tidak terbantahkan pengurusan-Nya, hukum-Nya, dan segala
af’al-Nya, baik yang sesuai dengan kehendaknya maupun yang tidak sesuai. Sebab,
semuanya itu adil. Dia seperti apa yang seharusnya dan atas apa yang
seharussnya. Kalau Ia tidak melakukan apa yang telah dilakukan-Nya itu, tentu
akan terjadi perkara lain, yang mungkin akan lebih besar mudaratnya.
Berakhlak dengan ism ini menuntut seseorang
agar senantiasa adil dalam menghukum, berperilaku, dan berrsikap, dan tidak
boleh menganiaya seorang pun.
Khasiatnya :
Barangsiapa menuliskan ism ini pada hari Jumat atau malam Jumat di atas dua puluh iris roti, lalu roti itu dimakannya, maka Allah akan menundukkan seluruh makhluk untuknya.
Barangsiapa menuliskan ism ini pada hari Jumat atau malam Jumat di atas dua puluh iris roti, lalu roti itu dimakannya, maka Allah akan menundukkan seluruh makhluk untuknya.
3. Al-Karim
(Maha Mulia)
Al-Karîm
adalah yang mulia dalam segala hal, yang amat banyak pemberian dan kebaikannya,
baik ketika diminta maupun tidak. Nama al-Karîm menunjukkan kesempurnaan
kemuliaan Allah Azza wa Jalla dalam zat dan segala sifat serta perbuatan-Nya:
- Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam dzat-Nya. Tidak ada cacat sedikit pun dalam dzat Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya dzat Allah k Maha Indah.
- Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam segala sifat-Nya. Tidak ada sifat jelek pun pada Allah. Sesungguhnya sifat-sifat Allah amat sempurna dalam segala maknanya.
- Allah Azza wa Jalla juga Maha Mulia dalam segala perbuatannya. Tidak ada cacat dalam perbuatan Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya segala perbuatan Allah Azza wa Jalla penuh dengan berbagai hikmah yang luas.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullah berkata, “Nama Allah al-Karîm mencakup makna kedermawanan, juga
makna kemuliaan dan keluhuran, serta bermakna kelembutan dan memberi kebaikan”
.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata, “Secara global, makna al-Karîm adalah dzat yang suka memberi kebaikan
yang banyak dengan amat mudah dan gampang. Lawannya, orang pelit yang amat
sulit dan jarang mengeluarkan kebaikan “.
Diantara makna al-Karîm, Allah
Azza wa Jalla berbuat baik kepada seluruh makhluk tanpa sebuah kewajiban yang
mesti mereka kerjakan. Semua kebaikan yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada
makhluk adalah semata-mata atas kemurahan-Nya kepada para makhluk.
Kemudian, sebagai (cermin) sifat
karom-Nya, Allah Azza wa Jalla memaafkan sesuatu hak yang wajib diserahkan
kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan
kewajiban kepada Allah. Karena nama Allah al-Karîm beriringan dengan nama Allah
al-’Afuww (Maha Pemberi Maaf), seperti tertuang dalam sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَن
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha ,
ia berkata: “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika seandainya aku mengetahui
malam Lailatul Qadar, apa yang aku ucapkan?” Beliau bersabda: “Ucapkanlah: Ya
Allah sesungguhnya engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau mencintai sifat
pemaaf, maka ampunilah aku”. [HR. at-Tirmidzi 5/534, dan dishahîhkan al-Albâni]
Termasuk pula dalam makna
al-Karîm, Allah Azza wa Jalla memerintahkan para hamba-Nya untuk meminta
kepada-Nya dan berjanji akan memperkenankan permintaan mereka. Bahkan
memberitakan mengenai pemberian lain diluar permintaan mereka tersebut.
Sebaliknya, akan marah kepada orang yang tidak berdoa kepada-Nya. Karena Allah
itu Maha Pemurah. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Rabbmu berfirman, “Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
hina dina.” [Ghâfir/40:60]
Jadi intinya, pengertian nama
al-Karîm adalah yang memiliki segala macam kebaikan dan kemuliaan serta
keutamaan.
4.
Al-Wakil (Maha Mewakilkan)
Dzat yang
maha memelihara, yaitu Dia yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan
makhlukNya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akherat.
Allah adalah wakil tertinggi dan jujur. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang
diserahkan hambanya tanpa membiarkan apapun terbengkalai. Allah tidak
memerlukan banyak pihak untuk melakukan seala hal bagi-Nya. Dia dapat
menggantikan segala sesuatu yang ada di alam semesta tetapi tak ada yang dapat
menggantikan-Nya. Allah berdiri sendiri tanpa bergantung pada Apapun, sedangkan
para rasul dan nabi nabi bukan lah wakil wakil nya. Dia mewujudkan pesan dan
amanatnya melalui mereka, karena mereka adalah hamba hamba-Nya karena Dia lah
Tuhan pemilik segalanya.
Orang yang mempercayakan segala urusan kepada Allah, akan memiliki kepastian
bahwa semua akan di selesaikan dengan sebaik baiknya. Hal itu hanya dapat
dilakukan oleh hamba yang mengetahui bahwa Allah yang Maha Kuasa, Maha Pengasih
adalah satu satunya yang dapat dipercaya oleh para hamba-Nya.
Hamba yang melakukan urusan nya dengan sebaik baiknya dan kemudian akan
menyerahkan segala urusan kepada Allah untuk menentukan karunia-Nya. Hamba
tersebut akan berdoa kepada Al Wakil yang "tangan"-Nya mengendalikan
hidupnya untuk melakukan yang terbaik bagi dirinya, karena ia sendiri mengakui
ketidak tahuannya. Inilah pengertian tawakal atau berserah diri kepada Allah.
Orang yang berserah diri kepada Wakil tertinggi dan terpercaya berarti memiliki
kekayaan lebih besar dari pada kekayaan yang ada di dunia ini. Sebab meskipun
usahanya mengalami kerugian besar dia tidak akan berputus asa, dia berada dalam
ketentraman. Jika rasa tentram itu tidak ada, maka tidak ada keuntungan duniawi
dan tidak ada kekayaan material yang dapat mendatangkan kebahagiaan. Kesulitan
kesulitan yang menghalangi atau merusak rasa tentram di dalam pikiran seperti
ambisi yang besar, sifat kikir, persaingan dan khayalan, dnegan banyaknya uang,
besarnya keamanan tidak akan melapangkan hati orang orang yang terkena penyakit
tersebut.
Tawakal atau berserah diri kepada Allah bukan berarti mengabaikan sebab sebab
dari suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan
akiibatnya adalah sikap malas. Tawakal adalah suatu kewajiban dalam Islam
sedangkan sifat malas itu adalah dosa. Ketawakalan dapat diibaratkan sebagai
berikut bahwa dengan menyadari sebab akibat, orang harus berusaha untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya, Rasulullah SAW bersabda " ikatlah
untamu dan betawakallah kepada Allah". Manusia harus menyadari bahwa semua
usahanya adalah sebua doa yang aktif dan harapan akan adanya pertolongan Allah
sesuai dengan firman Allah " Mintalah kepada-Ku niscaya akan Ku beri"
Hamba Al Wakil adalah yang bertawakal kepada Allah. Ketika hamba tersebut telah
melihat "tangan" ALlah dalam sebab sebab dan alasan segala sesuatu,
dia menyerahkan seluruh hidupnya di tangan AL Wakil.
5. Al-Matin
(Maha Sempurna Kekuatan-Nya)
Dzat yang
sangat kokoh, yaitu Dia sangat kokoh dan
berkekuatan yang tidak pernah luntur. Kokoh diatas segala-galanya diseluruh
kekuasaan-Nya.
Allah adalah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekuhan dalam
prinsip sifat2 nya, tidak akan Allah melemahkan suatu sifatnya, sebagaimana
manusia. Maha Sempurna Allah dari sifat manusiawi. Allah juga maha kukuh dalam
kekuatan kekuatannya oleh karena itu sifat Al Matin adalah kehebatan perbuatan
yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya.
Kekukuhan Allah yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah memberika
rahmat-Nya kepada hamba hamba-Nya tidak ada apapun yang dapat menghalangi
rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya
Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya. Kemurkaan
dan azab-Nya akan mengenai sasaran tanpa meleset sedikitpun atau sekali
pun.
Seorang hamba harus mengharapkan agar semua kebaikan dan keindahan datng dari
Allah dan hanya takut kepada azab Allah. Dengan demikian semua rasa takut yang
lain hilang dari hati hamba hambanya yang telah tertambat kepada Tuhan mereka.
Hamba al matin adalah hamba yang dikaruniai dan diberikan oleh Allah mengetahui
rahasia sifat kekuatan dan kekukuhan Allah yang meliputi segala Kekuatan. Hal
tersebut membuatnya berpegang teguh pada tali agamanya dan tidak ada sesuatupun
yang dapat membuatnya berpaling. Tidak ada kesuliatan yang melelahkannya dan
tidak ada yang dapat memisahkannya dari Yang Maha Benar, dan dalam membela
kebenaran tiak ada seorangpun yang dapat mengancam atau membuatnya diam.
Seorang hamba yang menemukan kekuatan dan kekukuhan Allah akan membuatnya
menjadi manusia yang tawakal. memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan tidak
merasa rendah di hadapan manusia lain, ia akan selalu merasa rendah di hadapan
Allah SWT, Hanya Allah yang maha mennilai, oleh karena itu, Allah
melarang manusia bersikap atau merasa lebih dari saudara nya karena hanya Allah
yang Maha Mengetahui baik buruknya seorang hamba. Allah juga menganjurkan
manusia bersabar. karena Allah Maha tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya
karena kekuatan dan kekukuhan-Nya yang tidak terhingga. Tidak terbayangkan oleh
manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya.
6. Al-Akhir
(Maha Penghabisan)
Al-Akhir adalah Zat yang
memiliki sifat kekal dan Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya.Dia
Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalannya.Adapun
kekekalan makhlukNya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan
Jannah, neraka dan apa yang ada di dalamnya.Jannah adalah makhluk yang Allah
ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintahNya.
Allah berkehendak untuk
menetapkan makhluk yang kekal dan yang tidak, namun kekekalan makhluk itu tidak
secara zat dan tabiat, karena secara tabiat dan zat, seluruh makhluk ciptaan
Allah adalah fana (tidak kekal).Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk,
kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa masa sesuai dengan
ketentuanNya.
Sedangkan zat dan sifat Allah
Subhanahu Wa Ta'ala seperti wajah, keperkasaan, kemahatinggian, rahmat, tangan,
kemampuan, kerajaan, dan kekuatan Allah adalah sifat yang kekal abadi.Kekal
adalah sifat Zat Allah, karena Allah adalah Zat yang Mahaakhir tiada sesuatupun
setelahNya.
Nama ini disebutkan di dalam
firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
" Dialah Yang Awal dan
Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu ". ( QS. Al-Hadid : 3 ).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam bersabda :
" Ya Allah, Engkaulah
Yang Mahaakhir, yang tidak ada sesuatu setelah-Mu ". ( HR. Muslim ).
7.
Al-Jami’
(Maha Mengumpulkan)
Dzat yang maha mengumpulkan, yaitu Dialah yang
mengumpulkan manusia di padang Mahsyar nanti, setelah mereka dibangkitkan dari
kubur untuk menunggu hasil keputusan.
Allah lah yang Maha Mengumpulkan, mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya
dan dimana pun Allah berkehendak. Jami mengandung arti mengumpulkan segala
sesuatu yang tersebar baik yang serupa, berbeda bahkan berlawanan.
Allah telah mengumpulkan didalam alam semesta ini ruang angkasa galaksi,
bintang bintang nya, tumbuhan dan hewan dan berbagai macam hal yang saling
melengkapi dan mendukung, semua memiliki manfaatnya masing masing.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima
pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya." Sesungguhnya Allah
tidak menyalahi janji
Ya Allah Yang Maha Mengumpulkan, kumpulkanlah kami dengan orang orang yang
mencintai-Mu, jadikan kami berkumpul dengan-Mu, lepaskan lah kami dari segala
tipu daya syaitan sehingga kami benar benar menyaksikan-Mu, Ya Allah satukanlah
kami dengan mengenali hakikat-Mu agar kami dapat menjalankan aturan aturan-Mu.
SEMOGA BERMANFAAT^^
ConversionConversion EmoticonEmoticon